berbagi ilmu pelajaran. artikel ini aku dapat dari guru bahasa indonesiaku. sekedar share : check this out -->
Majas
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan
kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis .
Jenis-jenis
Majas
|
Majas
Perbandingan
3.
Simile: Pengungkapan dengan
perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti
layaknya, bagaikan, dll.
4.
Metafora: Pengungkapan berupa
perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan,
dll.
5.
Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan
manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia: Majas yang
berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa
indra lainnya.
7. Antonomasia: Penggunaan
sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
8. Aptronim: Pemberian nama yang
cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
9. Metonimia: Pengungkapan
berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau
atribut.
10. Hipokorisme: Penggunaan nama
timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
11. Litotes: Ungkapan berupa
penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
12. Hiperbola:
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal.
13. Personifikasi:
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu
yang bukan manusia.
14. Depersonifikasi:
Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
15. Pars pro toto:
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
16. Totum pro parte:
Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
17. Eufimisme:
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
18. Disfemisme: Pengungkapan
pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
19. Fabel: Menyatakan perilaku
binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
20. Parabel: Ungkapan pelajaran
atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
21. Perifrase:
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
22. Eponim: Menjadikan nama orang
sebagai tempat atau pranata.
23. Simbolik:
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud.
24. Asosiasi: perbandingan terhadap
dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Majas Sindiran
1.
Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya
dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
2. Sarkasme: Sindiran langsung
dan kasar.
3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat
mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar
dari ironi).
4. Satire: Ungkapan yang
menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan
gagasan, kebiasaan, dll.
5. Innuendo: Sindiran yang bersifat
mengecilkan fakta sesungguhnya.
Majas
penegasan
1.
Apofasis: Penegasan dengan cara
seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2.
Pleonasme: Menambahkan
keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang
sebenarnya tidak diperlukan.
3.
Repetisi: Perulangan kata, frase,
dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4.
Pararima: Pengulangan konsonan
awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5.
Aliterasi: Repetisi konsonan
pada awal kata secara berurutan.
6.
Paralelisme: Pengungkapan
dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
8.
Sigmatisme: Pengulangan bunyi
"s" untuk efek tertentu.
10.
Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal
secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal
yang kompleks/lebih penting.
11.
Antiklimaks: Pemaparan
pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun
kepada hal yang sederhana/kurang penting.
14.
Elipsis: Penghilangan satu atau
beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya
ada.
15.
Koreksio: Ungkapan dengan
menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan
maksud yang sesungguhnya.
20.
Enumerasio: Ungkapan penegasan
berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
21.
Preterito: Ungkapan penegasan
dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
24.
Silepsis: Penggunaan satu kata
yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu
konstruksi sintaksis.
25.
Zeugma: Silepsi dengan menggunakan
kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Majas
pertentangan
1. Paradoks: Pengungkapan dengan
menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya
benar.
2. Oksimoron: Paradoks dalam
satu frase.
3. Antitesis: Pengungkapan dengan
menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4. Kontradiksi
interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada
bagian sebelumnya.
5. Anakronisme: Ungkapan yang
mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
From Pak Nurrachmat (SMA 8 YK )
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment