MAKASSAR - Blusukan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) disambut
insiden lemparan antarmahasiswa di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar,
Sulawesi Selatan, Jumat (4/10).
Saat Jokowi tampil menyampaikan
pidatonya di hadapan civitas akademika Unhas di Gedung Ipteks sekira pukul
15.00 Wita, tiba-tiba ada aksi memalukan yang dilakukan seorang mahasiswa, di
areal Gedung Baruga AP Pettarani.
Mahasiswa yang belum dikenali
identitasnya tersebut melempar ke arah Fakultas Ilmu Sosial, namun mengenai
kaca jendela Baruga AP Pettarani hingga pecah. Setidaknya ada lemparan sebanyak
tiga kali. Beruntung, tidak ada respons dari mahasiswa lainnya.
Dikutip dari www.jpnn.com 11/10/2013
Berita mengenai demo mahasiswa yang
berujung ricuh kerap kali terdengar. Yang terjadi baru – baru ini adalah demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) terjadi di beberapa kota di Indonesia. Mulai
organisasi kemahasiswaan, Tidak hanya mahasiswa yang demo, buruh hingga koalisi
masyarakat sipil serentak menolak kebijakan kenaikan BBM yang dirasa memberatkan
dan tidak pro-rakyat
Berita mengenai demo mahasiswa yang berujung ricuh kerap kali
terdengar. Yang terjadi baru – baru ini adalah demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) terjadi di beberapa kota di Indonesia. Mulai
organisasi kemahasiswaan, Tidak hanya mahasiswa yang demo, buruh hingga koalisi
masyarakat sipil serentak menolak kebijakan kenaikan BBM yang dirasa
memberatkan dan tidak pro-rakyat
Demonstrasi atau yang lebih disingkat demo, sebenarnya sudah ada
sejak tahun 60-an. Dulu,
pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, demonstrasi besar-besaran menolak
kenaikan BBM yang berujung pada kenaikan harga bahan-bahan pokok makanan juga
pernah dilakukan mahasiswa. Tuntutan mahasiswa ketika itu dirangkum menjadi
Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat). Ujung dari demo tersebut,
pada Maret
1966 mahasiswa menyerbu kompleks Istana Presiden dan bentrok dengan
aparatpun tidak terhindarkan.
Benarkah
demonstrasi seperti itu dibenarkan? Saya tidak berbicara berdasarkan
konstitusi, karena saya awan soal perundang-undangan. Ini berdasarkan opini
saya. Setiap saya membaca atau melihat berita mahasiswa demo yang berujung
rusuh, bentrok, dan merusak fasilitas umum, saya selalu teringat komentar ibu
saya “ealahh le, mbangane ngono kui lha mbok sinau sik sregep, dadi uwong
pinter terus iso migunani tumraping liyan” ( Jawa- red), yang terjemahannya
“Ealahh nak, ketimbang gitu (demo ricuh), lebih baik belajar yang rajin, biar
pintar terus bisa berguna bagi orang lain”. Miris rasanya, karena dalam
pandangan saya, mahasiswa itu seorang intelektual yang berbudi pekerti santun.
Tentu
saja, mahasiswa adalah tangan rakyat. Mereka penyalur aspirasi rakyat, caranya
adalah dengan berdemo. Demo dengan tertip, santun, tidak anarkis. Menyelesaikan
masalah bukan dengan “otot” tetapi dengan “otak”, bukankah begitu seharusnya
sikap kaum intektual?. Bagi saya, sudah tidak masuk akal dan membuat geram,
ketika demo sudah diwarnai saling pukul, bentrok dengan aparat/warga,
mengganggu ketertiban, apalagi merusak fasilitas umum. Sudah tidak ada bedanya
antara mahasiswa dengan preman. Itu sama sekali tidak membantu menyelesaikan
masalah dan bukan tindakan membela rakyat, tapi justru merugikan rakyat.
Aspirasi harus disampaikan secara benar, ketika hal itu sudah disampaikan,
serahkan urusan negara ini kepada wakil-wakil rakyat, biar beliau yang membuat
kebijakan. Kembali jadi jati diri mahasiswa yang berkepribadian pancasila.
Banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk memperbaiki negeri ini kearah
kemajuan selain demo. Belajar, mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam ilmu
pengetahuan, misalnya dengan riset, karya ilmiah, dan buah karya lainnya. Buat
bangga Indonesia dengan karya.
“Jangan
tanyakan apa yang diberikan Negara kepadamu, tetapi tanyakan
apa yang engkau berikan untuk Negaramu”. (John F
Kennedy)
Bintaro,
11 Oktober 2013
Dewanty Asmaningrum
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
Mungkin perlu diketahui, jangan memandang satu hal dari satu sudut pandang saja^^
ReplyDeletekarena mahasiswa yang banyak orang mengatakannya sebagai 'demo' yang berakhir ricuh (diluar kasus diatas) hanya karena ulah beberapa oknum saja.
'aksi' adalah salah satu tindakan mahasiswa sebagai 'social control' ;)
dan saya setuju dengan statement trakhir :3
terimakasih tanggapannya. memang betul yang anda katakan. tapi walaupun itu hanya ulah oknum, yang namanya mahasiswa yang baik, berintelektual, dan berpikir secara title ke mahasiswaannya, tentu tidak pantas jika harus terprovokasi hingga menimbulkan anarkisme :D
DeleteSetuju dengan Lukman, meskipun opini, sebisa mungkin pandang dari berbagai sisi. Kurangi emosi dalam menulis :)
ReplyDeleteKamu juga bisa menambahkan analisa penyebab tindakan anarkis itu. Mungkinkah mereka bertindak anarkis karena cara yang halus seperti berdemo melalui tulisan atau demo santun tak pernah digubris oleh para pembuat kebijakan, dan lain sebagainya.
Oke, tetap semangat berkarya :)