Postingan ini sesungguhnya telah
melangkahi tulisan yang harusnya diposting
duluan yaitu Anak Gunung Krakatau dan Kemah di Pulau Pari. Tapi
tak mengapa. Memang kalau gak langsung ditulis langsung males nulis.
Puncak Gn. Gede 07.45 WIB |
“Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga, yang timbul pada samudera, pada gunung berapi, dan pada pribadi yang tau benar tujuan hidupnya” - Pramoedya Ananta Toer
Mungkin dari quote Mas Pram ini
mengapa saya suka memandangi samudera dan gunung berapi sembari merenungkan apa
tujuan hidup ini. Jika main ke pantai saya suka memandang jauh ke samudera yang
luas sampai batas antara langit dan bumi, “Jadilah seperti samudera, semakin
dalam semakin tak bergemuruh”. Atau kalau sedang di jalan, dulu waktu masih di
Jogja, saya suka memandangi gagahnya gunung Merapi yang menjulang tinggi dengan
baretan kali adem nya. Dan itulah kenyataan mengapa saya suka bermain dengan
pantai dan gunung.
Gunung Gede ini adalah gunung
kedua yang saya daki setelah Gunung Papandayan di Garut dan atau jika bisa dihitung
gunung ketiga setelah Gunung Anak Krakatau(sesungguhnya perizinan orang tua ku juga gak mudah gais). Yak gunung ini berada di kabupaten
Cianjur dan masuk dalam Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP). Gunung ini memiliki ketinggian 2958 MDPL. Bisa ditempuh lewat jalur
Putri atau jalur Cibodas. Sesungguhnya
gunung ini bukan gunung yang landai, tentu saja! Namanya juga gunung. Cek sejarah di sini atau di sini
Ok, let me tell you the details!
Saya tentu tidak sendirian, saya
bersama 13 teman lainnya yang sesama satu instansi mendaki Gunung Gede. Dengan team leader dari Korea Utara bernama Kim
A Hong panggilannya Ahong atau Hongi oppa. FYI, Ahong juga mempunyai agen trip
bernama “Honger”. Dialah yang awalnya mengajaki bebala OJT DJ*N untuk naik
gunung di H-2 Minggu. Alhasil terjaringlah 17 orang, tetapi 3 di antaranya
menggugurkan diri (restu orang tua dan disposisi kepala kantor untuk lembur).
Jumat, 29 September 2017 pukul
21.00 WIB kami kumpul di Lobby DJ*N. Packing ulang tenda dan logistik sambil
mengecek kelengkapan yang wajib dibawa (Jaket, senter, mantel hujan). Oh ya
untuk di Gunung Gede ini wajib menggunakan sepatu, bukan sandal gunung, dan
waktu di post lapor barang seperti tisu basah harus diserahkan pada petugas. Nah,
setelah kelar packing kami bergegas menuju Terminal Kampung Rambutan. Sekitar
pukul 23.00 WIB lebih kami menaiki bus menuju Cianjur. Menjelang subuh kami
tiba di Alfamart Cibodas (Alfamart apa ya aku lupa). Sembari menunggu Ahong
ketemu ranger yang membantu kami,
kami sholat subuh. Sekitar jam lima pagi lebih kami menuju jalur gunung puteri
dengan menaiki angkot. Dua kali angkot dan harus berurusan dengan calo
(lagi-lagi calo). Sebelum naik kami sempatkan untuk sarapan pagi dan pemanasan
di warung paling atas menuju jalur gunung putri. Kami pun bertemu dengan
Komunitas Pecinta Alam STAPALA, mapala di kampus dulu. Mereka semacam reuni
gitu, dengan 70 orang dari segala angkatan. Wew.
Pukul 07.30 WIB kami memulai pendakian yang
tentunya menuju post lapor dulu. Dijelaskan ini itu dan kami naik. Total ada 5
atau 7 post yang harus kami lewati sebelum sampai Alun-Alun Surya Kencana. Dan dari
5 jam rerata orang naik kami menghabiskan waktu 8 jam. Pertama karena ada yang
ketinggalan barang di warung bawah dan kedua adalah istirahat telalu lama. Saking
lamanya istirahat (tidur) sampai gak sadar kuku udah biru hahahaha. Track- nya emang yahud sekali. Sepuluh langkah
berhenti, ambil nafas, jalan lagi. Begitu terus. Maklum masih newbie. Dengan segala hampir-kehilangan-motivasi
pukul 16.00 WIB kami sampai di Alun-Alun Surya Kencana. Dengan selamat. Walau
Sony kakinya kambuh.
Kami mendirikan 5 tenda, bongkar logistik,
masak, sholat, ambil air yang nan jauh di sana. Lalu kabut turun, gelap, dan
terjadilah hujan. Wahahaha. Saya, Nindy, dan Lia melanjutkan masak di tenda. Dan
setelah matang, makanan dibagikan, dan kamipun istirahat. Hujan belum mau
berhenti rupanya. Acara ngopi dan ngobrol harus ditunda.
Kepagian harinya selepas sholat
subuh kami berencana summit. Tidak semua memutuskan untuk summit karena memang
cuaca agak kurang mendukung, hujan. Yang menyisakan 6 orang untuk summit,
termasuk saya. Sejujurnya saya pun masih ragu di 200 meter pertama. Tapi yasudahlah
sudah sampai sini, nanggung kalau gak liat puncak.
“Hidup itu adalah pilihan di antara banyak pilihan baik. Semuanya baik tetapi memiliki hasil yang berbeda. Dan hasil yang seperti apa yang ingin diperoleh? Bergantung tujuan masing-masing”
Tragedi menuju puncak yang
membuat saya ditertawakan oleh mereka sampai detik ini pun terjadi. Tapi tak apa,
dan saya gak mau cerita. Medan menuju puncak lebih enak dibanding perjalanan
menuju Alun-Alun Surya Kencana. Track-nya
berbatu bukan tanah liat yang licin. Sekitar satu jam kami baru sampai puncak. Sempat
hopeless gak bisa liat apa-apa karena memang selepas hujan dan kabut tebal
sekali dan sepanjang perjalan berpapasan dengan orang yang sudah turun bilang
kabut...kabut...kabut.
Jual segala pengisi daya tubuh manusia |
Tapi setelah kami
makan nasi uduk. FYI: di sepanjang pendakian Gunung Gede banyak penjual
makanan. Jadi aman, kalian gak bakal kelaperan atau kedinginan karena gak ada
air panas. Tapi setelah kami makan nasi uduk, ada secercah cahaya muncul yang
membelah lautan kabut. Dikit demi sedikit Alun-Alun Surya Kencana terlihat dan
gulungan awan terlihat pula. Rezeki anak soleh.
“Puncak bukan tujuan utama, tapi
kalau dapet bonus puncak, kenapa enggak”
nah ini surken keliatan |
kawahnya nongol bentar |
otw turun dari puncak |
Agak kelewat lama dipuncak, pukul 09.00 baru turun, yang menyenangkan adalah turunnya gak terlalu capek, kan lari. Pukul 10.30 wib kami sampai camp. Senangnya ternyata masakan udah matang, dikira belom pada masak, ternyata udah. Terbaik emang. Lalu kami pun ala-ala liwetan, makan bersama!
Pukul 13.15 WIB kami mulai turun. Dan lari! Jika naik memakan waktu 8 jam, turun kami memakan waktu 2,5-3 jam!
So, this is my story, maybe just “B aja” for you who often doing mountain climbing. But its one of my best experience for me.
Ini foto-foto kemarin, gak terlalu banyak bikoz kamera baru kunyalain waktu mau summit. Meng-under estimate batere kamera. Ternyata dia tahan lama. Cekidot
camp deket sumber air |
camp deket sumber air |
camp deket sumber air lebih rame ternyata |
c.desy |
ma tante in the savana |
Desy dan edelweis |
awan kek gitu hanya bertahan beberapa menit karena selepas itu turun kabut, trus gelap. |
Awal perjalan turun |
Best thanks to : Ahong, Sony, Nindy, Lia, Ganis, Desy, Roby, Fadil, Bima, Maul, Adam, Lelek, Hariz. You are all gokil!
Jangan tinggalkan sesuatu kecali jejak
Jangan ambil sesuatu kecuali foto
Jangan buang sesuatu kecuali *o* #iykwim
Salam :)
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
mau komen cuma ga tega :(
ReplyDeletehilih
DeleteNamaku cuma disebut sekali, itupun di ending, hmm
ReplyDeletesabar ya leq
Delete