ini sebagian kecil yang aku dapat dari mentoring kelas 10 SMA N 8 Yogya. ingin mengsharenya ke yang laen : semoga bermanfaat,,,
Meneliti perkembangan ajaran-ajaran agama
di dunia ini, maka agama dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu
:
1. Agama Samawiyah (Tauhid)
Semua ajarannya bersumber dari wahyu Allah
SWT yang dibawa oleh para nabi dan rosul, sejak Nabi Adam AS sampai Nabi
Muhammad SAW.
2. Agama Ardhiyyah (Syirik)
Semua ajarannya berasal dari cipta, rasa
dan karsa manusia (budaya) dalam lingkungan di mana mereka hidup.
Pada hakikatnya, semua ajaran sejak Nabi
Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW adalah ajaran yang mengakui adanya satu
Tuhan, yaitu Allah SWT. Ajaran tersebut tentu bersumberkan dari yang satu
yaitu wahyu dari Allah SWT yang dibawa Jibril kemudian disampaikan kepada para
rosul-Nya sebagai pedoman hidup bagi umatnya, sesuai kondisi pada waktu itu.
Misalnya Nabi Adam AS diperbolehkan kawin dengan saudara sekandung, karena
jumlah manusia belum berkembang. Umat Nabi Musa AS diwajibkan sholat lima puluh
waktu sehari semalam, karena kondisi umat memungkinkan. Tetapi Nabi Muhammad
Saw hanya diwajibkan lima waktu sehari semalam, sesuai dengan kemampuannya.
Demikian juga hukum-hukum dan ibadah yang lainnya.
Selain dari itu, semua agama Samawiyah
pada prinsipnya adalah Islam. Ini terbukti bahwa umat para rosul sebelum
Nabi Muhammad juga disebut “Muslim”, artinya orang Islam, berdasarkan firman
Allah :
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu
kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata) : Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam” (QS. Al Baqoroh : 132)
“…Para hawariyyun (murid-murid Isa)
berkata : Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah,
dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang muslim” (Ali Imran : 52)
Hanya saja dalam operasionalnya, nama
Islam itu tidak dipopulerkan, karena ruang lingkupnya masih terlalu terbatas
untuk satu golongan (kaum). Oleh karena itu, ajaran para rosul sebelum Nabi
Muhammad SAW hanya diperuntukkan bagi kaumnya sendiri-sendiri, bukan bagi umat
yang lain.
TUJUAN KHUSUS :
1. Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pilihan dan argumen menjadi
seorang muslim.
2. Memperkokoh kebanggaan dan keyakinannya pada Islam sebagai agama yang haq.
PERBANDINGAN AGAMA
1. Agama Polytheisme
Agama polytheisme adalah agama yang
mengakui dan menyembah banyak Tuhan. Yang termasuk agama polytheisme adalah
agama primitif (animisme dan dinamisme), Hindu, Budha dll.
Bukti-bukti ketidaksempurnaan / kesalahan
ajaran polytheisme :
a.
Ketuhanan
Ajaran polytheisme mengakui adanya banyak
Tuhan. Hal ini tentu menunjukkan bahwa Tuhan tidak memiliki sifat Maha Kuasa,
karena sifat Maha hanya ditujukan untuk 1 tuhan saja. Oleh karena itu, kekuasaan
Tuhan dalam ajaran ini bersifat terbatas. Bahkan dalam agama Hindu kita
mengenal adanya ajaran Trimurti, yaitu menyembah Dewa Syiwa (dewa perusak),
Dewa Wisnu (dewa pelindung) ataupun Dewa Brahma (dewa pencipta). Hal ini
mencerminkan bahwa kekuasaan Tuhan terbagi-bagi dan terbatas. Ada Tuhan yang
hanya berkuasa menciptakan alam raya, ada yang hanya berkuasa merusakkan alam
raya atau ada yang hanya berkuasa melindungi alam raya. Hal ini senada terhadap
ajaran agama polytheisme yang lain. Dalam pandangan Islam, Tuhan itu bersifat
Maha Esa (satu), baik Esa dalam namaNya, Esa dalam dzatNya, Esa dalam sifatNya
maupun perbuatanNya. Hanya ada satu Tuhanlah yang disembah dan diakui dalam
hidup ini, Dialah Allah SWT. Tidak ada satu pun yang menyamai-Nya. Allah adalah
Tuhan Yang Maha Kuasa. Kekuasaannya tidak terbatas baik oleh siapapun maupun
apapun. Allah mampu menciptakan alam semesta, mampu membina-sakannya dengan
amat mudah, mampu melindungi alam semesta, mampu menurunkan hujan dan
sebagainya.
Kepercayaan dan sesembahan kepada selain
Allah Yang Maha Esa berarti syirik (menyekutukan Allah). Oleh karena itu,
ajaran polytheisme sering disebut sebagai agama Syirik.
b. Pembagian Kasta
Beberapa ajaran polytheisme sering dikenal
adanya ajaran pembagian kasta, mislnya Agama Hindu. Dalam ajaran ini, tinggi
rendahnya derajat manusia di hadapan Tuhan ditentukan oleh keturunan, kekayaan,
warna kulit maupun kedudukannya. Hal ini tentu menimbulkan persepsi adanya
ketidakadilan Tuhan terhadap manusia. Manusia tidak mempunyai kehendak untuk
dilahirkan dalam kondisi keturunan seperti apa maupun warna kulit seperti apa.
Tetapi, Tuhanlah yang menentukan itu semua.
Berbeda dengan ajaran Islam. Islam tidak
mengenal adanya pembagian kasta. Justru, ajaran pembagian kasta ini sangat
bertentangan dengan ajaran persamaan manusia di dalam Islam.
Dalam ajaran Islam, orang yang memiliki
kedudukan tinggi di hadapan Allah adalah orang yang bertaqwa. Allah berfirman :
“… Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa.” (QS Al Hujurat : 13).
c.
Balasan / Hukuman Dosa
Banyak ajaran-ajaran polytheisme yang
menerapkan hukuman di dunia saja dan tidak menyinggung sedikitpun masalah
akhirat. Agama Hindu misalnya, ajaran ini
menerapkan hukuman karma di dunia tanpa mempermasalahkan adanya balasan di
akhirat kelak.
Sedangkan ajaran Islam menerapkan hukuman
baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan hanya agama Islamlah yang menjelaskan
kehidupan akhirat secara jelas dan pasti. Di akhirat nanti, setiap amalan
manusia baik sekecil apapun akan mendapatkan balasan dari Allah seadil-adilnya.
Allah bersifat Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang, sehingga Allah berkuasa
untuk memberikan pahala ataupun dosa terhadap amal perbuatan manusia itu.
Pahala atau dosa itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
d.
Reinkarnasi
Reincarnasi artinya kelahiran manusia kembali di dunia. Dalam kepercayaan
agama Hindu apabila manusia mati maka ruhnya akan menuju ke surga atau neraka
kemudian menjelma (memasuki) bayi yang baru lahir. Apabila dalam kehidupan
lampau selalu berbuat baik, maka ia akan menjelma menjadi bentuk yang lebih
baik lagi. Sedangkan jika berbuat buruk, maka akan lahir dalam bentuk binatang
yang hina dina. Seseorang akan terbebas dari lingkaran reincarnasi jika dirinya
tidak berdosa.
Keburukan ajaran ini tampak pada prinsip bahwa orang yang baik adalah orang
yang tidak berdosa, sehingga ia akan terbebas dari reincarnasi. Sedang-kan agama Islam mengajarkan bahwa orang yang baik adalah bukan orang
yang tidak berdosa, tetapi orang yang ketika berdosa maka ia segera bertobat
dan memohon ampun kepada Allah SWT. Islam memahami prinsip bahwa dosa itu
fitrah manusia. Selain itu, Islam tidak mengenal adanya reincarnasi. Setelah
manusia mati, ia akan hidup di alam barzah (kubur) kemudian ke alam akhirat,
sehingga kelahiran kembali tidak akan mungkin terjadi.
Allah
berfirman :
“Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku dapat beramal sholeh dalam
hal yang dulu aku lupakan. Sekali-kali tidak ! Hal itu sebenarnya hanyalah
sekedar perkataan yang diucapkan. Di belakang mereka barzah sampai hari
kemudian.” (QS. Al Mu‟minun : 99 – 100)
e.
Kerahiban / Kepasturan
Beberapa ajaran agama mengajarkan bahwa
jika manusia ingin membaktikan dirinya kepada Tuhan maka ia tidak diperbolehkan
lagi memikirkan masalah duniawi dan harus menghindari hawa nafsu. Ini tampak
dengan adanya biksu, pastur, rahib dan lain-lain yang tidak boleh memikirkan masalah
duniawi dan tidak diperkenankan untuk menikah. Ini berarti bahwa masalah
duniawi dan hawa nafsu harus dimusnahkan / dihilangkan.
Islam mengajarkan bahwa kehidupan yang
baik adalah yang seimbang antara dunia dan akhirat. Hawa nafsu dalam manusia
adalah fitrah. Maka, hawa nafsu bukan dimusnahkan, tetapi dikendalikan dengan
aturan sehingga kemuliaan manusia tetap dapat dipertahankan, jangan sampai
mengumbar hawa nafsu seperti binatang. Bahkan, Islam mengajarkan bahwa menikah
itu adalah salah satu ibadah yang disunnahkan oleh Allah SWT.
2. Agama Nashrani-Yahudi (Kristen / Katholik)
Pada mulanya, ajaran Nashrani dengan kitab
Injil yang dibawa oleh Nabi Isa AS merupakan agama Tauhid, yang datangnya dari
Allah. Allah menjelaskan dengan tegas dalam QS. Ali Imron ayat 52, bahwa
pengikut Nabi Isa AS. adalah orang-orang yang lurus aqidahnya dan menjalankan
syariat tauhid. Maka, pantaslah ketika julukan muslim disematkan kepada
orang-orang yang menegakkan aqidah tauhid, sebagaimana murid Nabi isa AS.
Kemudian akibat adanya murid Nabi Isa yang
berkhianat bernama Judas Eskariot, maka ajaran tersebut mulai diselewengkan.
Dalam perkembangan selanjutnya, agama Nashrani menjadi agama syirik, sebab
ajaran aslinya (Tauhid) diganti oleh para pemimpin gereja menjadi ajaran
Trinitas, yaitu Tuhan terdiri dari 3 unsur : Tuhan Bapak, Putra Allah (Yesus
Kristus) dan Ruh Qudus. Ajaran ini berkembang sampai sekarang, menyebar ke
seluruh dunia yang dibawa oleh para misionaris agama Nashrani atas anjuran
pemimpin gereja.
Begitu banyak saat ini penyimpangan yang
telah dilakukan oleh umat Nasrani, yang justru malah menjadikan Nabi Isa As.
selayaknya tuhan mereka. Kekeliruan dan kesesatan umat Nasrani ini tak lain
karena perbuatan yang dilakukan oleh Saul / Paulus dalam rangka misi Yahudi. Ia
memberikan nama Kristen untuk millah yang dianut pengikut Isa dikemudian hari,
dan memutarbalikkan (mengubah ) isi Al Kitab (injil) sebagaimana yang ia
kehendaki. Allah berfirman :
“Sesungguhnya di antara mereka ada
segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu
menyangkanya yang dibaca itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al
Kitab dan mereka mengatakan :‟Ia (yang dibaca itu dating) dari sisi Allah‟
padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berdusta terhadap Allah, sedang mareka
mengetahui” (Ali Imran : 78)
TAK SEKEDAR KATA, TAPI JUGA BUKTI….
KRISTOLOGI QUR’AN
Beberapa kesalahan agama Nashrani (sebagai
bukti bahwa ajaran tersebut tidak murni dari Allah lagi) adalah :
a. Kitab suci (Bibel) yang setiap periode berubah.
Bibel selalu mengalami perubahan setiap
periode untuk dilakukan perbaikan, penambahan dan pengembangan oleh manusia.
Hal ini tentu menyatakan bahwa kitab tersebut tidaklah asli berasal dari Allah,
melainkan atas perbuatan tangan-tangan manusia.
b. Ajaran Trinitas yang mengajarkan untuk menyembah Yesus.
Di dalam kitab Bibel jelas tidak ada satu
pun ayat yang menyatakan bahwa Yesus itu Tuhan dan wajib untuk disembah. Bahkan
di dalam Bibel sendiri dijelaskan bahwa Yesus itu hanyalah utusan Tuhan :
“Sekarang aku pergi kepada Dia yang telah
mengutus aku.” (Yohanes 16 : 5)
c.
Penyebaran agama Nashrani ke seluruh dunia
Yesus sendiri melarang muridnya untuk
menyebarkan agama Nashrani kepada bangsa lain, selain kepada Bani Israil. “Maka
jawab Yesus, katanya : Tidaklah Aku disuruh kepada yang lain hanya kepada
segala domba yang sesat dari antara Bani Israil.” (Matius 15 : 24)
Dengan demikian jelaslah bahwa penyebaran
agama Kristen ke seluruh umat di dunia ini adalah rekayasa pemimpin Gereja.
Bahkan di dalam Bibel dikatakan : ”Maka keduabelas orang inilah disuruh oleh
Yesus dengan pesannya demikian : Janganlah kamu pergi ke negeri orang kafir dan
jangan kamu masuk negeri orang Samaria. Melainkan pergilah kamu kepada segala
domba yang sesat itu.” (Matius 10 : 5 – 6)
d. Tuhan versi Bibel
1. Tuhan itu mikir-mikir
Berpikirlah Tuhan : Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak
Kulakukan ini.” (Kejadian 18 : 17)
2. Tuhan itu lupa
“Ah betapa Tuhan menyelubungi putri Sion
dengan awan dalam murka-Nya, …. Tak diingatNya akan tumpuan kakiNya
tatkala Ia murka.” (Ratapan / Nudub Yeremia 2 :1
3. Tuhan mengerang kesakitan
“Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku
berdiam diri, Aku menahan hatiKu, sekarang aku mau mengerang seperti
perempuan yang melahirkan, Aku mengah-mengah dan megap-megap.”
(Yesaya 42 : 14)
e. Malaikat versi Bibel
1. Malaikat itu tidak taat / pembangkang
“Dan bahwa Ia (Yesus) menahan
malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka ….” (Yudas
1 : 6)
2. Malaikat diadili oleh manusia
“Tidak tahukah kamu bahwa kita akan
menghakimi malaikat-malaikat ? …” (II Korintus 11 : 4)
Jika kita perhatikan, mustahil sekali
apabila manusia yang mengadili malaikat padahal justru manusialah yang banyak
melakukan dosa di dunia ini.
3. Malaikat masuk neraka bersama iblis
“… Enyahlah ke dalam api yang kekal yang
telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya.” (Matius 25 : 41)
f.
Kisah Natal
Di dalam Bibel, tidak ada satu pun ayat
yeng memerintahkan untuk merayakan Natal setiap tanggal 25 Desember. Kisah
Natal yang dirayakan oleh umat Nashrani, sebenarnya adalah meniru perayaan hari
Dewa Matahari (Sun Day) yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember pada abad
ke-4 M. Sedangkan pohon natal yang biasa digunakan, sebenarnya adalah sejenis
pohon evergreen. Penggunaan pohon natal adalah meniru kebiasaan Semiramis (ibu
dan istri-istri Raja Nimrod) untuk mengenang anak-anak dan cuu-cucu mereka
dengan cara menghias pohon evergreen dan diberi hadiah.
g. Sinterklas
Tidak ada satu pun ayat Bibel yang
menjelaskan adanya sinterklas yang berbaju merah, bertppi dan berjenggot yang
datang dari kutub kemudian terbang menggunakan kereta yang dikendalikan oleh
kijang. Itu hanya rekaan umat Nashrani pada umumnya !
h. Ajaran penebus dosa
Ajaran ini jelas menunjukkan bahwa dosa
itu amatlah ringan, dan dapat ditebus kapan saja dengan amat mudah.
i.
Dosa Waris
Menurut keyakinan Nashrani, setiap manusia
menanggung dosa warisan, yang diakibatkan kekhilafan Nabi Adam dan Siti Hawa
ketika mereka di surga. Untuk menghilangkan dosa waris tersebut, seseorang
harus dibaptis terlebih dahulu. Oleh karena itu, seorang bayi yang meninggal
seketika ia lahir, maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka.
Secara logika dan menurut keyakinan Islam,
setiap manusia tentu menanggung dosa yang ia kerjakan sendiri, bukan dari
perbuatan orang lain. Perhatikan QS Al Isro‟ ayat 15. Seorang bayi yang baru
lahir tentu belum memiliki dosa apapun. Sehingga, apabila seorang bayi
meninggal seketika dia dilahirkan, maka tentulah ia akan masuk ke dalam surga.
j.
Ayat Bibel yang saling bertentangan
Sebagai buktinya, perhatikan Raja-raja I 7
: 26 vs Tawarikh II 4 : 5 atau Yahya 3 : 22 – 26 vs Matius 1 : 12 – 17. Menurut
Yahya 3 : 22 – 26, sebelum Yohanes pembabtis tertangkap, Yesus sudah mengajar
dan membaptis orang. Tetapi dalam Matius 1 : 12 – 17, Yesus baru mengajar
setelah Yohanes ditangkap. Masih banyak lagi pertentangan ayat-ayat di dalam
Bibel, yang menunjukkan bahwa kitab tersebut tidak suci lagi dari Allah SWT.
KEDUDUKAN DAN KEISTIMEWAAN AGAMA ISLAM
Dalam sejarah, Islam adalah agama Samawi
yang terakhir yang mempunyai kedudukan istimewa dibandingkan agama Samawi
sebelumnya. Kedudukan tersebut antara lain :
1. Islam adalah penyempurna agama-agama Samawiyah sebelum Nabi Muhammad SAW.
Ajaran agama Samawi sebelum Nabi Muhammad
terbatas untuk golongan, ruang dan waktu tertentu, sedangkan agama Islam yang
dibawa Nabi Muhammad SAW memiliki ruang lingkup yang universal dengan waktu
yang tidak terbatas, karena beliau adalah nabi / rosul penutup. Allah berfirman
:
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu
(Muhammad) melainkan (menjadi Rosul) untuk umat manusia seluruhnya.” (QS Saba‟
: 38)
2. Islam adalah pengontrol prinsip ajaran agama Samawiyah yang dibawa
rosul-rosul sebelum Nabi Muhammad, yang kemudian dirubah oleh pemuka agama
mereka.
Semua agama Samawiyah pada hakikatnya
mengajarkan Tauhid. Tapi sekarang berubah menjadi ajaran syirik dengan
menyembah lebih dari 1 Tuhan, misalnya ajaran Trinitas dalam agama Yahudi dan
Nashrani. Oleh karena itu, Islam membantah ajaran Trinitas, melalui firman
Allah :
“Katakanlah : (Dialah) Allah Yang Maha
Esa. Allah adalah Tuhan bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dan tiadalah
beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.” (QS Al Ikhlas : 1 – 4)
3. Islam membenarkan semua para Rosul / Nabi sebelumnya.
Maksudnya, Islam mengakui adanya para nabi
dan Rosul yang mengajarkan ketauhidan kepada Allah SWT. Islam tidak
membeda-bedakan antara rosul satu dengan yang lain, sebab ajarannya adalah sama
yaitu Tauhid.
Selain memiliki kedudukan yang istimewa,
Islam juga memiliki keistimewaan dalam setiap ajarannya yang menjadi bukti
kebenaran ajaran agama Islam. Keistimewaan itu antara lain :
1. Bersumber dari Allah ( rabbaniyah) bukan buatan manusia
2. Ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia.
Ajaran Islam mudah diterima, ringan
pelaksanaan dan pengamalannya serta tidak memberatkan. Sebagai contoh dengan
adanya keringanan-keringanan (ruhsoh) dalam ibadah puasa, ibadah nikah dan
sebagainya. Hawa nafsu adalah fitrah manusia, sehingga Islam justru
menganjurkan seseorang yang mampu untuk menikah. Oleh karena itu, Islam tidak
mengenal kepasturan dan kerahiban yang melarang seseorang untuk menikah.
(2:286)
3. Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam.
Negara-negara yang dimasuki agama Islam,
maka penganut agama lama dan tempat-tempat ibadah mereka tidak diganggu bahkan
dilindungi. Perhatikan QS. Al Baqoroh ayat 256 !
4. Islam menjunjung tinggi persamaan antara manusia tanpa membedakan keturunan, kekayaan, warna kulit dan
jabatan. Orang yang paling mulia di hadapan Allah hanyalah orang yang paling
bertaqwa.(5:8, 6:152, 4:125)
5. Ajaran Islam mengarah pada keseimbangan antara kehidupan di dunia dan akhirat, material dan spiritual, jasad dan
ruh serta usaha/ikhtiar dan takdir.
Firman Allah : “Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaanmu di dunia”
“ Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu,
jiwamu mempunyai hak atasmu dan keluargamu juga memiliki hak atasmu, maka
dirikanlah setiap yang mempunyai hak-hak tersebut”
6. Ajaran Islam bersifat universal dan lengkap. Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai masalah kecil
hingga besar. (21:107,34:28, 7:158)
7. Kemukjizatan Al Qur‟an sebagai pedoman hidup. Hingga detik ini, tidak ada satu pun makhluk yang dapat menandingi Al
Qur‟an. Al Qur‟an tetap terjaga dan terpelihara kemurniannya sejak zaman Nabi
Muhammad hingga saat ini.
sourch : mentoring SMA 8 Yogya
sourch : mentoring SMA 8 Yogya
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment