Soeharto
Tempat Lahir
: Kemusuk, Yogyakarta
Tanggal Lahir
: Rabu, 8 Juni 1921
Zodiak
: Gemini
Anak : Hutomo Mandala Putra, Siti
Hediati Hariyadi ,
Siti
Hardiyanti Rukmana, Bambang Trihadmodjo,
Sigit
Harjojudanto , Siti Hutami Endang Adiningsih
Istri
: Fatimah Siti Hartinah Soeharto
Benda sakti
: Supersemar
Pendidikan
: SD Pedes Yogyakarta
SMP Muhammadiyah di
Yogyakarta
Sekolah militer di
Gombong
KARIR
: Anggota TNI
Komandan Brigade Garuda
Mataram
Komandan Resimen
Infenteri 15 dengan pangkat letnan kolonel
Panglima Korps Tentara
I Caduad (Cadangan Umum AD)
Panglima Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat
Panglima Komando
Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
Panglima Kopkamtib
Mayor Jendral
1966 - 1998 Presiden
Kedua RI
Penghargaan
: Bapak Pembangunan Nasional
Bintang
Mahakarya Gotong Royong dari Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
Jend.
Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto adalah Presiden kedua Republik
Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya
bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam
pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk sekolah
tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Awalnya ia sekolah di
Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean kemudian ia pindah ke SD Pedes dikarenakan
keluarganya pindah ke Kemusuk, Kidul. Setelah itu kemudian ayahnya Kertosudiro
memindahkan Soeharto ke Wuryantoro. Beliau kemudian dititipkn dan tinggal
bersama Prawirohardjo seorang mantri Tani yang menikah dengan adik perempuan
Soeharto. Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara,
Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliauresmi menjadi anggota TNI pada 5
Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang
anak pegawai Mangkunegaran.
Pernikahan
Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo.
Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam
putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang
Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang
Adiningsih.
Soeharto
telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di
kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian
komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon
berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, beliauberhasil memimpin pasukannya
merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau
juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah
menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Sejarah
bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peristiwa yang dikenal sebagai
Serangan Umum 1 Maret 1949, itu merupakan peristiwa yang menjadi catatan
penting dalam sejarah bangsa ketika resmi merdeka dari penjajahan bangsa Belanda
selama tiga setengah abad. Banyak versi mengatakan bahwa Peranan Soeharto
ketika merebut Yogyakarta yang waktu itu sebagai Ibukota Republik Indonesia
dalam Serangan Umum 1 Maret tidak bisa dipisahkan. Tujuan dari serangan umum 1
Maret adalah menunjukan pada dunia internasional tentang eksistensi dari TNI
(Tentara Nasional Indonesia) ketika itu dalam membela Bangsa Indonesia. Dalam
kepemimpinannya, Soeharto berhasil merebut kota Yogyakarta dari cengkraman
penjajah Belanda pada waktu itu. Pada waktu itu beliau juga menjadi pengawal
dari Panglima Besar Jendral Sudirman. Dalam operasi pembebasan Irian Barat dari
tangan Belanda ketika itu beliau yang menjadi panglima Mandala yang dipusatkan
di Makassar.
Tanggal
1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan
Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai
Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto
menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan
keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin besar revolusi
Bung Karno.
Karena
situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa
MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan
selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa
warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998. Masa
pemerintahan presiden Soeharto dikenal dengan masa Orde Baru dimana kebijakan
politik baik dalam dan luar negeri diubah oleh Presiden Soeharto. Salah satunya
adalah kembalinya Indonesia sebagai anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bansa)
pada tanggal 28 September 1966 setelah sebelumnya pada masa Soekarno, Indonesia
keluar sebagai anggota PBB.
Pada
tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Pengucilan politik
dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia.
Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk
mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan
digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau
Buru bahkan sebagian yang terkait atau masih pendukung dari Partai PKI dihabisi
dengan cara dieksekusi massal di hutan oleh militer pada waktu itu. Program
pemerintah Soeharto diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional,
terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang dimaksud dengan stabilisasi
ekonomi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak
terus. Dan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan
prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi
berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Program
stabilsasi ini dilakukan dengan cara membendung laju inflasi. Dan pemerintahan
Soeharto berhasil membendung laju inflasi pada akhir tahun 1967-1968, tetapi
harga bahan kebutuhan pokok naik melonjak. Sesudah dibentuk Kabinet Pembangunan
pada bulan Juli 1968, pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada
pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang, pangan,
dan kurs valuta asing. Sejak saat itu ekonomi nasional relatif stabil
Setelah
berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya
yang ditempuh pemerintah Orde Baru adalah melaksanakan pembangunan nasional.
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan
melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Pambangunan
Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita
memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode
25-30 tahun. Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan
Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan
nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945.
Pada
masa orde baru, pemerintah menjalankan kebijakan yang tidak mengalami perubahan
terlalu signifikan selama 32 tahun. Dikarenakan pada masa itu pemerintah sukses
menghadirkan suatu stablilitas politik sehingga mendukung terjadinya stabilitas
ekonomi. Karena hal itulah maka pemerintah jarang sekali melakukan
perubahan-perubahan kebijakan terutama dalam hal anggaran negara. Pada masa
pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan ekonomi tersebut didukung oleh kestabilan politik yang dijalankan
oleh pemerintah. Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang
disebut dengan Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan
ekonomi yang stabil, dan pemerataan pembangunan. Dari keberhasilannya inilah
sehingga Presiden Soeharto kemudian disebut sebagai "Bapak
Pembangunan".
Titik
kejatuhan Soeharto, ketika pada tahun 1998 dimana masa tersebut merupakan masa
kelam bagi Presiden Soeharto dan masuknya masa reformasi bagi Indonesia, Dengan
besarnya demonstrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa serta rakyat yang tidak puas
akan kepemimpinan Soeharto serta makin tidak terkendalinya ekonomi serta
stabilitas politik Indonesia maka pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.05 WIB Pak
Harto membacakan pidato "pernyataan berhenti sebagai presiden RI”. Bukan
semata-mata karena desakan demonstrasi mahasiswa pada 1998, melainkan lebih
akibat pengkhianatan para pembantu dekatnya yang sebelumnya ABS dan Ambisius
tanpa fatsoen politik. Ayah enam anak ini pun menunjukkan ketabahan dan
keteguhannya. Beliau akhirnya sempat diadili dengan tuduhan korupsi,
penyalahgunaan dana yayasan-yayasan yang didirikannya. Soeharto menyatakan
bersebeliaumempertanggungjawabkan dana yayasan itu. Beliau pun jatuh sakit yang
menyebabkan proses peradilannya dihentikan. Tapi tidak semua mantan menterinya
tega mengkhianati, tidak mempunyai moral politik. Ada beberapa yang justru
makin dekat dengannya secara pribadi setelah bukan lagi berkuasa.
Soeharto
telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun. Sebelum beliaumundur,
Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomidalam 6 sampai 12 bulan
sebelumnya. BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun dari sisa masa
kepresidenannya sebelum kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid pada tahun
1999. Kejatuhan Suharto juga menandai akhir masa Orde Baru, suatu rezim yang
berkuasa sejak tahun 1968 atau selama 32 Tahun.
Soeharto
wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Beliaumeninggal dalam usia
87 tahun setelah dirawat selama 24 hari, sejak 4 sampai 27 Januari 2008 di
Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. Berita wafatnya Soeharto pertama
kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta.
Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang
wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP
Jakarta akibat kegagalan multi organ.
Kemudian
sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP
menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang
mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat
serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan
kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati
televisi tertabrak.
Di
sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut
kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga
pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto
memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).
Sementara
itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla
dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang
ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28
detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan
belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad
Soeharto.
Jika
direnungkah banyak jasa-jasa besar yang dilakukan Soeharto untuk pembangunan
dan perkembangan Indonesia dimata dunia Internasional, sebagan rakyat yang
pernah hidup di zaman Presiden Soeharto menganggap zaman Soeharto merupakan
zaman keemasan ndonesia, karena harga-harga kebutuhan pokok yang murah dimasa
itu yang berbanding terbalik dengan zaman sekarang ini, pertumbuhan ekonomi
yang stabil, Presiden Soeharto berhasil merubah wajah Indonesia yang awalnya
menjadi negara pengimpor beras menjadi negara swasembada beras dan turut
mensejahterahkan petani. Sektor pembangunan dimasa Presiden Soeharto dianggap
paling maju melalui Repelita I sampai Repelita VI.
Keamanan
dan kestabilan negara yang terjamin serta menciptakan kesadaran nasionalisme
yang tinggi pada masanya. Di bidang kesehatan, upaya meningkatkan kualitas bayi
dan masa depan generasi ini dilakukan melalui program kesehatan di posyandu dan
KB, sebuah upaya yang mengintegrasikan antara program pemerintah dengan
kemandirian masyarakat. Di jamannya, program ini memang sangat populer dan
berhasil. Banyak ibu berhasil dan peduli atas kebutuhan balita mereka di saat
paling penting dalam periode pertumbuhannya. itulah sekelumit jasa-jasa atau
prestasi dari presiden Soeharto meskipun disamping jasa-jasanya tersebut banyak
juga kegagalan di pemerintahannya seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di
masanya, pembangunan yang tidak merata antara pusat dan daerah sehingga
memunculkan kecemburuan dari daerah seperti Papua.
Dari
banyaknya jasa presiden Soeharto tersebut sehingga banyak yang mengusulkan
Soeharto sebagai pahlawan nasional Indonesia. Terlepas dari sejumlah pihak yang
masih mempermasalahkan sejumlah kasus hukum Soeharto, fakta di dalam sejarah
Indonesia menunjukkan bahwa Soeharto memiliki jasa besar kepada Indonesia.
“Perjuangan Soeharto untuk Indonesia yang tercatat dalam buku sejarah bangsa
ini, antara lain, pada masa revolusi fisik antara 1945 hingga 1949,
pascarevolusi fisik antara 1962 hingga 1967 dan masa kepemimpinannya sebagai
presiden
Sosok
Soeharto masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Rakyat kecil mengingatnya
sebagai pahlawan yang menyediakan bensin murah dan beras yang bisa dijangkau.
Mereka yang ketika itu tak bersentuhan dengan politik dan pergerakan, akan
langsung mengangguk setuju jika ditanya zaman Soeharto lebih enak. Polemik soal
gelar pahlawan bagi Soeharto pun masih penuh perdebatan. Sebagian setuju,
sebagian menolak mentah-mentah. Sebagian menganggap Soeharto pahlawan
pembangunan dan penyelamat Pancasila. Sebagian lagi menganggap Soeharto
berlumuran darah atas berbagai aksi pembantaian selama peralihan Orde Lama ke
Orde Baru dan seterusnya. Itulah artikel mengenai biografi presiden soeharto
semoga bisa menjadi referensi dan juga sebagai bahan pelajaran bagi pembaca
sekalian.
Sumber :
Riset
dan analisis oleh Vizcardine Audinovic
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment